Demi Sahabat (Melody)
baca sebelumnya...
Aitakatta... Aitakatta... Yes !!! Denganmu...... terdengar ringtone suara telepon gemgam yang ada disakuku. Aku tadi lupa menggetarkan handphoneku. Untung saja tadi aku keluar kelas tadi. Ada nama Nabilah yang telfon dan langsung aku pencet tombol hijau.
“Halo Mas Iwan.” suara Nabilah terdengar bergetar seperti menangis
“Iya Nabilah. Kenapa menangis? Ada apa ?” jawabku penasaran.
“Mbak Melody Mas..” lanjutnya
“Kenapa Melody Nab?” tanyaku khawatir
“Mbak Melody kecelakaaan Mas,. Sekarang ada di Rumah Sakit !! ” jawab Nabilah
Aku langsung shock mendengar kabar itu. Pantesan dari tadi ada sesuatu yang ngga enak. Beruntung aku tadi keluar ijin untuk ke belakang. Aku segera masuk kelas dan minta ijin untuk pulang karena ada urusan mendadak. Aku meminjam motor temanku dan langsung menuju rumah sakit.
Sekitar dua puluh lima menit aku baru sampai di tempat itu. Karena jarak Rumah Sakit dengan sekolahku lumayan jauh Melody masih diruang UGD. Keadaannya parah. Ternyata Melody kecelakaan bersama Rizal mantan pacarnya dulu. Tadi pagi dia dijemput untuk berangkat sekolah. Tapi nasib malang menimpa mereka.
Aku bertambah kesal mendengar itu. Tapi aku harus bersikap dewasa dan sabar. Lagi pula aku tidak mau terpancing emosi.
Nabilah masih menangis ketika menceritakan itu kepadaku. Aku memeluk Nabilah untuk menghiburnya. Tidak terasa air mataku juga menetes dengan sendirinya.
Kemudian dokter memberi kabar kalu Melody koma. Sementara Rizal mengalami patah tulang pada kaki kirinya. Aku bertambah sedih mendengar kabar itu. Air mataku tidak berhenti mengalir. Rasanya dada ini sesak dan sulit bernafas. Ingin sekali aku menggantikan posisi Melody detik itu juga.
Beberapa menit kemudain Hendra datang setelah dihubungi Nabilah. Dengan wajah sedih dan penasaran.
“Dimana Melody? Gimana keadaanya? Kenapa bisa terjadi? Bagaimana? beberapa pertanyaan yang diberikan Hendra.
Tadi pagi Melody dijemput Rizal untuk berangkat sekolah... belum selesai menjelaskan Hendra sudah paham. Dia sangat kesal sekali mendengar berita itu.
“Apa Melody benar-benar sudah meninggalkanku, seperti yang dikatakan kemarin?” pikir Hendra
Habis sudah seketika rasa simpatinya kepada Melody. Dia memutuskan untuk pulang. Dia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Melody dan serius dengan Stella.
Satu Minggu kemudian aku mendapatkan surat undangan pesta ulang tahun Hendra. Dalam pesta dia akan jadian dengan seseorang. Apa mungkin Melody?? Tapi dia kan kesal, bahkan tidak pernah kesini lagi. Atau jangan-jangan Stella? “pikirku dalam hati. Aku tidak bisa datang ke acara tersenut. Karena aku harus menjaga Melody.
Terkadang pulang sekolah Nabilah gantiin aku jaga Melody. Kebetulan aku masuk siang. Orang tua mereka berada di luar Negri sebelum Melody kecelakaan. Dan merka mempercayaiku untuk menjaga Melody dan Nabilah. Karena memang sudah dulu kami seperti keluarga. Aku akrab dengan mereka waktu kelas dua SMP.
Aku heran, kenapa orang yang dicintai Melody tidak terlihat sekalipun setelah kejadian lalu. Dihubungi tidak bisa. Terkadang di reject.
“Gila nih Hendra, gak punya hati apa??” emosiku naik.
Aku bergegas kerumah Hendra dan menitipkan Melody ke Nabilah. Aku sudah tidak peduli lagi dengan Sahabatku sejak SD. Dia telah mengecewakan kami.
Sesampainya dirumahnya, aku cari dia. Setelah ketemu tanpa sepatah kata, langsung aku hajar dia tanpa iba sedikit pun.
“Maaf Wan. Dia lebih memilh Rizal dibanding aku.” Kata Hendra.
Aku sudah tidak peduli lagi kata-kata Hendra. Hendra tidak membalas pukulanku sama sekali. Setelah Aku sudah agak puas.
Aku kembali ke Rumah Sakit. Langsung aku ke kamar Melody. Aku memandangi wajah Melody. Air mataku menetes dipipi Melody.
“Kenapa nagis mas?” tanya Nabilah
“Gapapa Nab.” Jawabku singkat sambil mengusap air mataku.
Aku melihat Melody kembali. Air mata Melody keluar. Luar biasa dalam ketidak sadarannya dia masih bisa menangis. Mungkin saking cintanya pada Hendra.
“Ayo Mel bangun? Bilang padaku? Apa yang kamu rasain sekarang? Kenapa kamu menangis?” aku berbicara pada Melody yang tak sadarkan diri.
Ada apa Mas?” tanya Nabilah.
“Lihat kakakmu Nab..” perintahku.
Nabilah melihat wajah kakaknya dan langsumg menangis. Ini jam delapan malam mas. Tepat pesta Ulang Tahun Mas Hendra. Apa ada hubungannya??” kata Nabilah.
“Mungkin saja Nab ...” jawabku.
Aku mengusap air mata Melody. Kemudian kukecup keningnya. Aku tidak peduli ada Nabilah yang melihatnya.
“Mas Iwan sayang sama Mbak Melody ya?? ” tanya Nabilah
“Iya, Nab ... ” balasku singkat
Sementara diacara ulang tahun Hendra, dia sudah jadian dengan seseorang. Ternyata benar dia adalah Stella mantannya dulu. Beberapa menit kemudian Rizal datang dengan kaki diperban dan berjalan pincang. Rizal meminta ijin Stella untuk mengajak ngobrol Hendra sebentar. Rizal menceritakan semua yang terjadi pada hari yang nas itu. Sebenarnya tidak ada apapun antara Rizal dengan Melody.
“Melody malah ingin bolos sekolah dan meminta antar aku untuk menemuimu. Dia lebih memilih kamu daipada aku. Jangan sia-saikan cinta Melody Ndra.” Kata Rizal dengan nada agak menasehati. Walau sudah terlambat.
Tiga bulan kemudian Melody sadar dari komanya. Dia memelukku, kemudian memeluk adiknya Nabilah. Kemudian melihat sebuah boneka.
“Lihat Wan, lucunya boneka ini. Pasti dari Hendra kan??” kata Melody.
“Iya Mel, lucu banget kaya kamu.” Balasku sambil mencubit pipinya dengan halus.
“Dimana sekarang Hendra Wan???” tanya Melody dengan heran karena memang tidak ada Hendra di ruangan itu.
Melody sejak sadar memang belum tau apapun tentang Hendra. Aku bilang pada Nabilah dan teman-temanya agar tidak memberitahu dulu tentang Hendra.
Aku bilang kalau dia masih dirumah saudaranya cukup lama, karena ada keperluan mendadak dan penting. Mungkin seminggu lagi baru pulang.
Setiap hari aku mengirim hadiah dengan uang tabunganku untuk Melody dengan nama Hendra agar dia tidak merasa sedih. Dan selalu aku selipkan sepucuk surat dengan tulisan kata-kata romantis.
“Kapan ya Hendra pulang, udah kangen banget nih???” tanya Melody.
“Pasti dia pulang secepatnya kok Mel, kalu sudah selesai dengan urusannya.” Balasku menghibur
“Kalau Hendra pulang, aku harap dia segera menyatakan cinta padaku.” Kata Melody dengan senyuman manisnya.
Nabilah tidak tega melihat kakanya terjebak dalam harapan kosong.
“Mbak, kalau Mas Hendra bukan jodoh Mbak gimana? tanya Nabilah
“Aku yakin dia jodohku dek... Dan dia akan segera menyatakan cintanya padamu Mel,,” balasku dengan memotong perkataan Melody
“Cukup Mas, jangan biarkan Mbak Melody terjebak dalam harapan kosong !!! Dia harus tau yang sebenarnya...” Nabilah terpancing emosi
“Nabilah..!!!” bentakku pada Nabilah. baca selanjutnya...
Tidak ada komentar :
Posting Komentar